Kata yang Hilang | Tarhib Gunung | Tumindak Tuan - Sultan Musa
KATA YANG HILANG
meski membilang gerimis,
aku tahu kerumunan doa
sedang bertarung di langit
meski membelah harapan,
keinginan tak selalu
bertemu kenyataan
perjalanan belum usai
angin pun terbuai
namun ada kata yang hilang
jiwa serasa cermin
seruan riuh ke dalam diri
secercah jawaban dari keraguan
ya kata "merelakan",
bunyinya sederhana
dari masa lalu yang masih menganga
dan masih tersimpan
; kecewa lama
adalah suatu penerimaan
'bahwa tidak semua berjalan seperti yang diinginkan'
-2024
TARHIB GUNUNG
kujumpai engkau sebagai gunung
teraduk bersumbu kebaikan
bercengkerama sederhana di benakku
pada elok engkau masih di sana
saat itu pula kutersenyum
menemukan diri sendiri
dan restu menabur jejak
; sesederhana menemukan kekuatan berserah dan pasrah
sepenuh hati mendengar
bersabda erat jawaban Ilahi
tersirat selaras doa
memeluk harapan tak terbatas
pun bila petuah itu hilang
; akan kucari tunak jawabannya!
(tetaplah bertabur bijak bersama cerita alam dan jangan pernah untuk menuntaskannya)
-2024
TUMINDAK TUAN
mengapa harus takut di ujung kabut?
saat hujan merinai hitam
meski bukan tempat dingin kelam
mengapa harus gelisah di antara awan?
saat diri tertatah legam
meski melewati jeda waktu suram
... biarlah dipa menemui langkah ini
tak perlu benci atas darsa diri
... biarlah damar embuskan janji
tak perlu ragu buana imaji
apa pun itu membalut luka Tuan
senja tetap berlabuh karena bersemayam hati
yang hangatnya tak kunjung padam
-2022
___
SULTAN MUSA berasal dari Samarinda Kalimantan. Tulisannya tersiar di berbagai platform media daring & luring. Karya-karyanya masuk dalam beberapa antologi bersama penyair nasional & internasional. Seperti “La Antologia De Poesia Cultural Argentina – Indonesia“ Antologi Puisi Budaya Argentina – Indonesia (2021), “Wangian Kembang: Antologi Puisi Sempena Konvesyen Penyair Dunia – KONPEN” yang digagas Persatuan Penyair Malaysia (2018), Antologi Puisi “Negeri Serumpun” Khas Sempena Pertemuan Dunia Melayu GAPENA & MBMKB (2020), Antologi "The Mist" – International Poetry Anthology Global Writers (2023), Antologi Puisi “Cakerawala Islam” MAIK – Majlis Agama Islam dan Adat Istiadat Melayu Kelantan - Malaysia (2022), Festival Sastra Internasional Gunung Bintan – Jazirah, Temu Karya Serumpun “Tanah Tenggara” Asia Tenggara (2023), HOMAGI – International Literary Magazine, Note Journey Magazine & puisinya terpilih pada event "Challenge Heart and Art for Change" Collegno Fòl Fest Turin -Italia (2024). Tercatat pula di buku “Apa & Siapa Penyair Indonesia – Yayasan Hari Puisi Indonesia” Jakarta 2017. Adapun IG: @sultanmusa97.
Posting Komentar untuk "Kata yang Hilang | Tarhib Gunung | Tumindak Tuan - Sultan Musa"