Review Buku: Filosofi Teras - Katny Soeroto
Filsafat
Yunani-Romawi Kuno untuk Mental Tangguh Masa Kini
Karangan: Henry Mnampiring
Penerbit
Buku: PT Kompas Media
Nusantara, Jl. Palmerah Selatan 26-28, Jakarta 10270
Tahun
Terbit: 2019
Ilustrator Levina Lesmana
Editor: Patricia Wulandari
Lay
out: Cindy Alif
Jumlah
halaman: 320 lembar
Henry
Manampiring adalah seorang alumnus jurusan Ekonomi Akuntansi Universitas
Padjadjaran dan program Master of Business Administration, Melbourne Business School, University of
Melbourne. Pengarang ini terkenal dengan sebutan Om Piring. Pria ini berprofesi
sebagai praktisi periklanan, spesialisasi strategi merek dan komunikasi.
Pengalaman
bekerja Om Piring pada perusahaan Coca-Cola Indonesia, Facebook, Leo Burnett
dan Ogilvy. Meski mengerjakan strategi komunikasi pemasaran untuk merek-merek
besar dari klien multinasional maupun nasional, tetapi masih menyempatkan diri
untuk menulis buku dan mengadakan riset perilaku konsumen. Ini seiring sejalan
dengan buku Prof. Khoiri pada Sapa Ora Sibuk (SOS).
Om
Piring adalah pegiat media sosial juga. Hal ini dilakukan sebagai hiburan dan
sumber informasi. Henry senantiasa berinteraksi dengan generasi muda dalam
mencari topik-topik hangat, aspirasi dan harapan kawula muda. Hal ini mirip
dengan Om Jay dengan topik kontekstual.
Kata
Pengantar buku dibuat oleh Dr. A. Setyo Wibowo (dosen Sekolah Tinggi Filsafat
Driyarkara, Jakarta). Pengantar ini tampil 10 halaman pada kode vii hingga
xviii. Judul pengantar adalah Bahagia ala
Stoa. Pada halaman ini menceritakan keberhasilan jenderal Maximus dalam
memimpin kaum Bar-bar dengan strategi supit urang. Maximus menjalankan tugas
berdasar instruksi kaisar Marcus Aurelius (kaisar). Meski sebenarnya kaisar
sudah berusaha menawarkan perdamaian, namun perang tetap terjadi. Maka, kaisar
Marcus Aurelius memerintahkan jenderal Maximus melakukan hal terbaik untuk
Roma. Ini berdasar cerita film berjudul: Gladiator.
Kemenangan
perang justru menyebabkan introspeksi dan bertanya pada Maximus:”Saat orang
merasa bahwa akhir hdupnya memiliki tujuan... Apakah aku akan dikenang sebagai
filsuf, prajurit atau tiran? (kaisar Germania ini adalah seorang filsuf). Maka
kemenangan justru menyebabkan kaisar mengadakan perenungan diri. Kegiatan ini
dibantu Marcus dalam melakukan ‘Kathekonta’ (kewajiban-kewajiban sosial yang
sebenarnya tidak wajib tetapi layak dilakukan).
Dr. A.
Setyo Wibowo memaparkan pentingnya generasi milenial mempelajari filsafat stoa.
Penerapan filsafat stoa menyebabkan kaisar Marcus Aurelius dikenang sebagai
kaisar yang baik. Dr. A. Setyo Wibowo mengajak pembaca untuk mempelajari
filsafat stoa agar tidak mudah khawatir, tidak mudah baper, mudah move on,
tidak mudah tersinggung, tidak gampang marah di sosial media maupun dunia
nyata. Buku filsafat teras memberikan cara latihan agar pembaca tidak gampang
KO terkapar kesamber galau.
Bahagia
menurut stoa adalah saat tidak terganggu. Kebahagiaan bagi kaum stoa bersifat
negatif logis. Yaitu; tiadanya penderitaan/ emosi, tidak terganggu nafsu
amarah, kecewa, rasa pahit dan iri hati. Jika banyak marah dan gampang emosi,
orang lain akan terganggu begitu pula diri-sendiri akan bermasalah dalam
kesehatan.
Buku Om
Piring menunjukkan jalan menuju ketenangan jiwa. Meski bukan alumnus fakultas
ilmu filsafat, pengarang menjadikan diri sebagai kelinci percobaan. Cara yang
ditempuh adalah berlatih tiap hari dengan strategi STAR (Stop, Think¸ Assess,
Respond). Dan filsafat stoa mengusung konsep kosmopolis (negara seluas kosmos).
Filsafat stoa bukan agama atau aliran kepercayaan, jadi bisa dinikmati lintas
agama, lintas suku, lintas profesi, maupun lintas negara bahkan lintas benua.
Karena masih sama-sama tinggal di semesta yang sama.
Pengarang
menyampaikan hasil wawancara dengan Dr. Andri SpKJ FAPM (RS Omni Alam Sutra,
Tangerang). Apa yang disampaikan Pak dokter, membuat pembaca akan mengetahui
sekilas penjelasan tentang ilmu kedokteran yang menangani masalah depresi atau
kecemasan pasien. Pada halaman 14 dituliskan bahwa sabu yang dikonsumsi sebagai
pereda stress akan mengakibatkan rusak otak permanen yang tidak hilang selama
10 tahun.
Ada
tujuan utama mempelajari filosofi teras. Yakni: hidup bebas dari emosi negatif
dan hidup mengasah kebajikan. Bagaimana hidup sebagai manusia sebaik-baiknya
seperti seharusnya menjadi manusia. Hidup selaras dengan alam. Hidup selaras
dengan alam artinya kita harus menggunakan nalar, akal sehat, rasio dengan sebaik-baiknya.
Karena hal inilah yang membedakan manusia dengan binatang. Filosofi teras atau
stoisisme adalah aliran filsafat Yunani-Romawi purba yang berusia lebih dari
2.000 tahun.
Buku ini
layak dibaca jika pembaca ingin memiliki rasa sabar yang super. Terlihat pula
bahwa seorang stoa harus memiliki keikhlasan tanpa menuntut balasan. Bisa
dibaca pada halaman 168. Bagaimana cara pengendalian diri yang baik, bisa
dinikmati pada uraian pengarang yang disertai contoh pada kehidupan nyata yang
kita hadapi setiap hari. Gaya bahasa yang digunakan pengarang bukan formal.
Penulisan
kosakata yang berawalan me diikuti kata yang berawalan konsonan k, p, t, s sudah
memenuhi kaidah penulisan Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Terbukti pada halaman 12 sudah tertulis
memersepsikan. Juga sudah tertulis memengaruhi bukan mempengaruhi. Hanya
sedikit yang saya temui kesalahan penulisan. Yakni: pada daftar isi tertera
judul “Terkadang, Ada Orang-orang yang
Harus Dihindari” bisa dilihat halaman 187, namun kenyataannya judul
tersebut ada pada halaman 185. Ada pula judul “Manusia Lain: Kerja Kita” tertulis halaman 192, kenyataan bisa kita
baca pada halaman 190. Ayo, kapan giliranmu ikut baca buku ini? Padahal
filsafat ditampilkan dengan sersan (serius tapi santai).
___
Biodata Penulis:
Penulis lahir sebagai anak nomor 5 dari 6 bersaudara di Wonogiri pada tanggal 28 Februari 1968. Lulus SDN Baturetno Wonogiri 1981, SMPN Baturetno 1984, SPGN Wonogiri 1987. D3 Bahasa Inggris UMS Solo (1992) dan SI Bahasa Inggris UST Yogyakarta (2000). Pernah honorer di SMP 2 Mei dan 234 Jakarta. Mengajar di SD BOPKRI Ponjong sejak 1994 – 1998. Pindah ke SDN Genjahan 1 hingga 2016. Sejak Desember 2016 – sekarang bekerja di SDN Karangasem, Ponjong, Gunung Kidul, DIY 55892. Hobby: main catur, tenis meja, menyanyi, menari, menulis. Motto: Slowly but surely. Email: sukatnispd1968@gmail.com. Nomor contact person: 082223251968. Ig:katnysoeroto
Posting Komentar untuk "Review Buku: Filosofi Teras - Katny Soeroto"